Sepucuk Surat Untuk Kawan Ku

oleh Emma Queen (Catatan) pada 26 Agustus 2012 pukul 15:17

Assalamu ‘alakum kawan…
Semoga saat engkau membaca surat ini, engkau dalam keadaan tersenyum. Karena Allah telah menghadirkan kembali rasa sayang serta KasihNya padamu. rasa yang sama saat kita bersama dulu, menjalani hari – hari penuh lelah, merangkai senyum dalam keletihan. Namun, kita menghimpunnya dalam suasana penuh cinta.

kawan ku.
Sekali lagi aku menyapamu, untuk sebuah rasa rinduku padamu. Apa kabarmu hari ini? Dari tempat aku menulis sepucuk surat ini, aku selalu berdoa dalam segenap hatiku, agar engkau di sana tetap teguh dalam keimanan, dan Allah tak pernah hentinya mencurahkan RahmatNya padamu.

Kawan…
 Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Aku tak kuasa membendung butiran cinta bila merenungi semua ini. Semalam  ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan, agar kau selalu dalam naunganNya.

kawan….
 Terakhir kali kala kita bertemu siang itu, sebenarnya aku benar – benar tak kuasa melepasmu. Tapi senyummu ketika itu, mengisyaratkan agar aku tetap tabah. Hingga kini bila jiwaku terasa sunyi wajah dingin mu yang lucu itu selalu hadir dengan cara yang hangat. Seolah engkau benar – benar ada di sampingku. Menghiburku dengan cerita – cerita indah dari syurga,cerita tentang goresan warna pelangi di hidup mu, cerita tentang orang – orang yang selalu dikasihi Allah karena saling mencintai karenaNya.

kawan…
Suatu kali saat cahaya senja menaungiku di bibir pantai, aku termenung sambil menatap riak – riak air laut yang tenang. membiarkan angin dengan lembutnya menerpa wajahku. Mengusikku, yang kala itu sedang terkenang akan dirimu. Dan butiran beningpun kembali mengalir, sesekali riak – riak air laut menggodaku, menyentuh kakiku yang tak beralas.

kawan, yang jiwamu selalu terpancar cahaya keimanan
 aku mengerti bahwa sang Khaliq telah menyiapkan skenario terindahnya untuk kita, sehingga Tak ku risaukan lagi apapun takdir Tuhan tentang kita nantinya, bisa mengenalmu saja aku sudah sangat bersyukur. Aku bersyukur karena Allah telah menghadirkan dirimu pada sepotong mozaik hidupku yang singkat ini. Sepotong kenangan indah bersamamu, mampu mencerahkan setiap langkahku.

kawan….
Sepucuk Surat yang engkau genggam ini, ku tulis dengan hati yang bergetar. Setiap untaian katanya adalah kuntum – kuntum rinduku padamu.

kawan ku,
 Semenjak kita berpisah, aku telah mengenal banyak orang, bertemu bermacam rupa manusia. Namun, tak kutemukan satupun perasaan yang sama saat bersamamu. Ada kehangatan jiwa yang ku rasakan, saat kita menertawakan kecerobohan kita sendiri, kau telah mengajari aku bagaimana cara agar kita tetap tersenyum, meski takdir terasa pahit, sangat pahit.

kawanku…
Ku harap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah selalu shalatmu, tilawahmu. Sehingga para malaikat menyaksikan engkau sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan.
 Begitu juga diriku, ku mohon agar engkau selalu mendoakanku. Agar kita bisa menjadi pribadi yang menawan karena akhlak dan ilmu.

 kawan ku yang hatinya selalu terpancar cahaya Illahi, selalu ada ruang dihatiku untukmu, karena kau telah terlebih dahulu membesarkan hatiku. Dan aku berharap semoga kita bertemu kembali walau di tempat dan waktu yang berbeda, namun masih ada cinta di sana.

kawan ku, yang karena Allah aku merindukanmu.
 Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya,  semakin semangat  ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci kita....