Kamis, 27 Juni 2013 |
0
komentar
Musim Kelulusan=musim menangis=musim kebingungan...
pada 26 Mei 2012 pukul 14:59
Hari ini,,sampai pada waktunya…pengumuman UNAS 2012 disampaikan. Ada yang menangis haru, ada yang melampiaskan kegembiraannya lewat mencorat-coret pakaian seragam mereka, ada yang mewujudkan syukur dengan menyumbangkan pakaian seragam mereka.
Hari ini memang menjadi hari paling bahagia bagi mereka yang lulus. Paling tidak, itulah yang mereka nantikan selama ini. Para “ABABIL” (ABG Labil) itu meski ada yang merayakannya secara sederhana, namun ada juga yang berlebihan.
Yaaaahh….luapan kegembiraan siswa sebenarnya wajar…
"
mereka hanya akan bersenang-senang untuk merayakan UN,,kok dilarang.??
Tapiii…tentu saja seharusnya mereka diberi pemahaman secara menyeluruh,"
Untuk yang berlebihan misalnya aksi corat-coret disertai konvoi. Hal ini sepertinya sudah menjadi budaya tersendiri dikalangan pelajar, dengan dalih “pakaian yang dicoret dengan tanda tangan itu akan menjadi kenangan kami di masa Putih Abu-abu ini”. Padahal kan tanda tangan itu bisa dibubuhkan di tempat lain,,buku kenangan misalnya..sedangkan baju seragam mereka, bisa dikumpulkan untuk disumbangkan. Hal itu tentunya akan menjadi kenangan yang LEBIH berharga dan berguna dibandingkan bila hanya dicoret dan dipajang dikamar…
Tapi tentu saja,,semua tergantung phak sekolah dan pribadi siswa. Bagaimana pun juga para siswa ABABIL itu memang perlu,,sangat..sangat perlu untuk diberi pemahaman dan pengawasan lebih agar tidak hanya mengikuti “Budaya” yang mereka sendiri tidak tahu asalnya.
But,,anyway…
Apapun wujud syukur atas kelulusan itu, sayangnya sebagian tak disertai pemikiran mau ke mana mereka setelah lulus. Sebagian siswa bahkan mengatakan bahwa yang penting lulus dulu, soal nanti mau ke mana itu urusan belakangan. Meski ada pengecualian, namun kondisi ini sepertinya dialami hampir sebagian besar siswa.
Bahkan banyak juga sekolah yang mengejar target lulus 100 persen, tanpa bisa memetakan sejak awal bagaimana menentukan nasib siswanya selepas tak duduk di bangku SMA atau sederajat.
Selama ini yang terkesan bahwa kelulusan UNAS itu hanya sebatas tujuan akhir bagi siswa. Setelah beberapa hari setelah pengumuman, banyak dari mereka kebingungan memilih perguruan tinggi, apalagi disiplin ilmu apa yang akan mereka pilih di bangku perkuliahan.
Kondisi yang lain, beban psikologis siswa makin berat. Pikiran dan mentalnya habis tercurah untuk mempersiapkan tujuan yang dianggap akhir itu. Jangan heran, lulus atau tidak lulus, banyak juga siswa yang akhirnya pingsan, karena emosinya memuncak. Ini bisa jadi tanda, bahwa UNAS menjadi ancaman terberat bagi mereka, meski ada kebijakan bagi mereka yang tak lulus masih diberi kesempatan untuk mengikuti ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) paket C.
Hal ini tentu saja karana anggapan sebagian besar masyarakat “siswa yang tidak lulus, adalah siswa yang gagal”. Walau pun tidak diharapkan, semestinya pihak yang “dewasa” sudah mempersiapkan kemungkinan jika para “Ababil” ini tidak lulus UNAS.
Tidak itu saja. Karena pikiran dan tenaganya habis untuk UNAS, mereka sudah lelah untuk memikirkan bagaimana nasib mereka berikutnya, meski ada sebagian juga yang sudah siap duduk di bangku perguruan tinggi. Namun, ada juga yang kemudian tak memiliki arah, meski masuk perguruan tinggi, itu hanya sebagai wujud pencarian status saja. Ada juga yang memutuskan tidak meneruskan ke perguruan tinggi dan memilih bekerja dengan kemampuan yang terbatas.
**Hmmm…yaaa..apa pun itu,,selamat penulis ucapkan pada semua siswa SMA yang dinyatakan lulus UNAS hari ini,,Selamat juga untuk rekan-rekan mahasiswa UNRAM yang diwisuda periode Mei 2012. Ini semua bukan lah AKHIR perjalanan, ini hanya suatu PERMULAAN di tahap yang Baru. Untuk adek-adek yang belum dinyatakan Lulus,,kalian bukan gagal..karena Kegagalan hanya milik mereka yang berdiam..ucapkan Bismillah..dan mulailah melangkah..karena InsyaAllah ada pelangi di ujung sana…
0 komentar:
Posting Komentar