Kamis, 27 Juni 2013 |
0
komentar
pada 20 Mei 2012 pukul 20:40
Gara-gara tidak terima Lady Gaga ditolak di Indonesia, beberapa orang membanding-bandingkan keparahannya dengan Dangdut. Dalam wawancara TV juga, diangkat pertanyaan orang banyak tentang "kenapa dangdut di banyak daerah (misalnya Pantura) yang lebih parah didiamkan oleh ormas islam? ini namanya tebang pilih"
Sebenarnya ada 2 hal tersirat yang mereka akui dari kalimat pertanyaan semacam itu:
1. Lady Gaga memang berpenampilan tidak pantas. Memang berpotensi mengarah pada pornoaksi. Hanya saja ada yang lebih parah.
2. Ormas Islam, tolong dong berantas pornoaksi. Hanya saja jangan dimulai dari artis ngetop internasional, tapi mulailah dari dangdutan yang menjamur di berbagai wilayah Indonesia. Mereka akui itu juga meresahkan.
Bahkan anggota DPR, wakil rakyat, sampai mengaitkan hal ini dengan demokrasi yang gagal. Demokrasi sejatinya bukan sebuah nilai, melainkan sistem (tools). Sistem demokrasi mengharuskan kita mendengar semua suara rakyat. Sementara suara rakyat ada dua: pro dan kontra. Yang memutuskan adalah nilai.
Bijaklah dengan mengingat dasar negara yang pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka nilai agama yang harus didahulukan untuk memutuskan: pro atau kontra. Mungkin, dengan begitu definisi demokrasi yang berhasil adalah yang bisa memutuskan:
Pro (silahkan mengikuti konser Lady Gaga bagi penduduk yang non muslim, jika norma agamanya tidak melarang) dan
Kontra (dilarang bagi muslim mengikuti konser Lady Gaga apalagi sampai mengadopsi gaya berpakaian dan gaya hidupnya karena tidak sesuai dengan norma islam)
memang pasti sulit mewujudkan demokrasi yang seperti itu sekarang, karena belum semua orang islam di negeri ini ridha bahwa islam mengatur seluruh aspek hidupnya. Makanya keputusan memperhatikan suara mayoritas (mayoritas penduduk beragama islam hanya saja diwakili oleh ormas) sudah tepat dipilih Polda.
Anyway, no offense personally with Lady Gaga. I believe she as human being must have goodness. I thought she might be restless, peaceless with frenetic music business. She should know more about beautiful of Islam... :)
pe-er kita mendidik bangsa masih panjang. Tapi harapan itu selalu ada! :)
0 komentar:
Posting Komentar