Esensi sebuah Mahar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

Bismillah..


Saya tergerak menulis catatan ini untuk mengingatkan pada diri saya sendiri tentang esensi sebuah mahar. Mahar merupakan salah satu bagian dari suatu pernikahan, yang acap kali dibahas secara sederhana namun juga terkadang menarik untuk dibahas secara mendetail. Bahwasanya Nabi bernah bersabda,”Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim) Seorang perempuan boleh meminta ‘apapun’ kepada calon suaminya. Tentunya dengan batasan-batasan yang dapat diterima secara wajar, dimana si pria mampu untuk memenuhinya. Jangan sampai mahar yang ditetapkan menjadi sebuah penghalang terjadinya sebuah pernikahan karena memberatkan sang calon suami.


Mahar adalah tanda kesungguhan seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita. Mahar adalah sepenuhnya hak bagi seorang istri. Tidak berhak keluarga dari pihak isteri maupun keluarga suami bahkan suaminya sendiri untuk meminta atau mengambil alih hak sebuah mahar yang diberikan suami kepada isterinya. Kecuali sang isteri dengan kerelaan hati menggunakannya untuk kemaslahatan keluarganya. Hal tersebut diperbolehkan. Istri yang baik selalu memilih jalan-jalan terbaik ikut memikirkan bagaimana agar kehidupan keluarganya berjalan dengan baik pula.


Mahar yang paling umum diberikan pengantin pria adalah....

seperangkat alat sholat, cincin (emas), atau uang tunai. Dan, biasanya dibayarkan secara tunai pula. Ada mahar yang di sebutkan secara gamblang, namun ada pula mahar yang tidak disebutkan karena bisa jadi adalah mahar itu sebuah janji yang akan dipenuhi di kemudian hari seiring berjalannya pernikahan...


Seperangkat alat sholat mengisyaratkan sebuah tanggung jawab seorang suami sebagai imam dalam keluarga untuk membimbing istrinya selalu berjalan di jalan Allah. Melalui ibadah wajib serta memelihara sunah-sunnah Rasul. Sang suami juga bersedia mengajarkan sang istri cara beribadah yang benar, merutinkan yang wajib seperti sholat, puasa, juga membiasakan yang sunnah seperti sholat tahajjud, dhuha, puasa sunnah. Juga membenahi bacaan Al-quran sebagai penerang dalam rumahnya.

Alangkah indahnya jika sebuah pernikahan dapat menyatukan dua hati yang dulunya berbeda menjadi pengingat satu sama lain dalam kebaikan. Inilah mengapa jenis mahar yang satu ini kerap menjadi pilihan karena dilihat dari fungsi dan maknanya yang luar biasa..


Sedangkan untuk jenis mahar yang lain seperti cincin, uang, maupun benda-benda lainnya biasanya tergantung permintaan sang istri dan kerelaan suami. Semuanya harus disesuaikan dengan keadaan, tak boleh ada keterpaksaan yang berujung tak mengenakkan. Bukan menjadi suatu keharusan, anggapan yang kerap kali beredar di masyarakat adalah, sepasang cincin yang melingkar di jemari menjadi tanda seorang telah ‘dipinang’. Sungguh, bukan sebatas itu saja esensinya.


Lalu, mahar seperti apakah yang dimaksud mudah itu? Di belahan bumi Allah yang lain, mahar bagi seorang gadis di Mesir yang terkenal akan kecantikannya, bisa mencapai 80.000 poundsterling! Sebuah angka fantastis untuk sebuah mahar untuk meminang satu orang wanita. Bahkan Rasulullah SAW ketika hendak meminang Khadijah memberikan mahar 700 ekor unta (dalam Aishah, the Greatest Women In Islam).


jika di konversikan dengan nilai hari ini adalah sebanyak 700 mobil Mercy saudara-saudara! Tidak tanggung-tanggung, itulah kenyataan bagaimana seorang Nabi mencontohkan. Jadi, benar mahar itu sebaiknya adalah yang memudahkan. Namun mudah bukan berarti murah, bukan?


Menantu nabi Ali bin Abi Thalib ketika meminang Fatimah puteri Nabi ‘hanya’ memberikan sepasang baju besi sebagai maharnya. Lain lagi dengan kisah Abu Thalhah yang menikahi Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anhuma dengan mahar keIslaman Abu Thalhah. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bekata,“Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim. Maharnya keislaman Abu Thalhah. Ummu Sulaim telah masuk Islam sebelum Abu Thalhah, maka Abu Thalhah melamarnya. Ummu Sulaim mengatakan,’Saya telah masuk Islam, jika kamu masuk Islam aku akan menikah denganmu.’ Abu Thalhah masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim dan keislamannya sebagai maharnya.” (HR. An-Nasa’I : 3288).


Jadi, mahar tidak pula harus berwujud kebendaan seperti hafalan ataupun mengajarkan bacaan al-Qur’an kepada calon mempelai wanita. Akan menjadi mahar yang jauh tak ternilai harganya.


Menurut mbak Sinta Yudisia, menikah dengan mahar yang terlalu murah dapat meningkatkan jumlah kegagalan dalam suatu pernikahan, yaitu berujung pada perceraian. Tapi, akan lain ceritanya andai mahar perempuan tinggi, bisakah mencegah seorang lelaki berselingkuh? Setidaknya ia berpikir, ”Istriku ini mahal lho harganya. Atau kalau aku mau kawin lagi, berapa duit yang harus aku kumpulkan?” Andai mahar perempuan tinggi, bisakah mencegah seorang perempuan berpaling? ”Dulu suamiku sudah memberiku mahar besar, belum tentu nanti ada lelaki yang mau meminangku dengan ’harga’ setinggi itu.” Tapi di satu sisi, andai mahar perempuan tinggi, bisa-bisa banyak pemuda menunda menikah dan hal itu berpotensi memunculkan perzinahan. Maka, harus adanya solusi disini.


Lanjut mbak Sinta lagi, coba deh kita fikir lagi. Jika pemuda di Mesir mau mengumpulkan puluhan dinar dan poundsterlingdemi kecantikan eksotis perempuan Alexandria, lalu berapa yang seharusnya  dibayar oleh seorang pemuda untuk mendapatkan seorang gadis muslimah yang shalihah? Berapa yang harusnya dibayar kan lelaki ketika ia menyempurnakan setengah agama yang kelak akan memelihara dunia akhiratnya? Sangat mahal tentunya, dan jika tak mampu dalam bentuk materi, sang pemuda harus membayarnya dengan menjadi qowwam yang baik bagi istri dan keluarganya.


Subhanallah, seperti itulah indahnya Islam.

Saya sendiri memang ada keinginan untuk memudahkan mahar bagi calon suami saya kelak. InsyaAllah sudah saya fikir matang-matang, apa alasan meminta mahar tersebut. Bagi saya, memikirkan bagaimana kehidupan setelah pernikahan adalah jauh lebih penting daripada ketika akad atau resepsi pernikahan itu sendiri. Apalagi kalau harus ribut gegara persoalan mahar.

Saya ingin yang menjadi mahar saya adalah sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan keluarga saya kelak, tanggung jawab amanah dalam mempergunakannya.

Anda berbeda pendapat dengan saya? Tak apa, beda pendapatan saja wajar apalagi beda pendapat. Hehehe (guyonan ippho santosa yang paling saya suka).

Wallahua’lam bi ash-shawab.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..


Menikah Dini dan Nanti



Ribuan orang masih saja berdesakan di depan loket pengambilan. Bosan. Lalu kualihkan pandangan ku menyisir deretan warung nasi di samping kantor bupati Lombok Utara, ada yang menarik di sana. Ada sepasang perempuan dan laki-laki yang mendekat pada ku. Cantik. Itu yang terpikir, dan sontak senyum ku mengembang karena ternyata mereka adalah sosok yang sudah lama ingin aku temui. 
Selanjutnya, aku dan perempuan itu larut  dalam percakapan panjang sementara suaminya sedang berdesakan bersama ribuan orang di loket sana.
Hmm..Aku iri melihat perempuan di depan ku. Jilbabnya yang terulur panjang, wajahnya yang bulat manis, putih, dan terlihat ramah. Terlebih lagi, dia sedang hamil di bulan ke-5.
aah..aku selalu iri pada perempuan yang sedang hamil.
MENIKAH MUDA
Aku Shock. Ada seorang teman yang telah mengambil sebuah keputusan yang bagi ku adalah keputusan yang sangat berani. Keputusan berani itu pun dia ambil yaitu dengan cara menikahi seorang gadis yang usianya baru 18 tahun dan baru saja menanggalkan seragam putih abu-abu. Gadis yang di nikahinya itu ternyata, usut punya usut adalah siswanya di sebuah sekolah Aliyah di Daerah Narmada sana.
GILA.. bener2 GIL. Aku sampai tidak terbayang kalau dia berani mengambil keputusan senekat itu (sorry to say ya, saya bilang begitu). Karena selain si temen aku ini belum punya pekerjaan tetap, si perempuannya juga baru lulus SMA.

Guys, berangkat dari sebuah keputusan besar yang diambil perempuan di depan ku itu akhirnya membuat aku berpikir. Apakah aku akan mengambil keputusan yang sama seperti dia? apakah aku mampu mengambil keputusan seberani itu? aku pun pun mulai mengukur diri.

Menikah Dini atau menikah Nanti? Sama-sama Hebat!

Lagi. Untuk ke sekian kali, aku mendatangai resepsi pernikahan teman sebayaku. Seperti mimpi saat kulihat Kadir dan istrinya yang cantik bersanding di pelaminan yang sederhana. Senyum merekah dari keduanya menyebarkan rasa bahagia pada seluruh tamu yang hadir. Sambil bergenggaman jemari, sesekali suaminya berbisik dekat pada gadis yang telah menjadi istrinya. Seorang gadis pilihannya, yang ia suka, yang ia sayangi. Dan sekarang, gadis itu duduk didepan ku dengan perut seksinya… heheheheee..a

“Ruh-ruh itu laksana pasukan tentara yang dimobilisir. Yang saling mengenal dapat berkasih sayang. Sedang yang tidak saling suka akan senantiasa berlawanan” (HR. Al bukhari, Muslim, Ahmad, riwayat dari Abu Hurairah)

Bagi sebagian orang, termasuk Kadir, yang telah siap mengemban “mitsaqon- ghalizha” sebuah perjanjian yang tercantum dalam Al-Qur’an sebagai perjanjian yang sangat berat, tentulah menyadari status dan tugas barunya. Ia adalah seorang suami dan calon ayah yang bertanggungjawab bagi keluarganya. Begitu juga istrinya.

Keputusan Kadir dan istrinya  untuk menikah dini adalah hebat. Keputusan teman-temanku yang lain untuk menikah nanti pun hebat.

Menikah dini atau menikah nanti sesungguhnya sama-sama hebat. Tergantung konteks. Menikah dini dengan alasan telah siap lahir bathin, menyambung tali kasih sayang, menjaga kesucian dan menjaga kehormatan diri, menghasilkan banyak anak-anak hebat di kondisi orangtua yang masih produktif dan sehat tentu alasan yang tepat. Menikah nanti dengan alasan merasa belum mampu untuk menambah tanggungjawab dan merasa masih mampu menahan gejolak hasratnya sehingga memilih untuk terus mengisi dan memperbaiki diri terlebih dahulu, itu pun adalah orang hebat.

Bukankah memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh?

Mereka adalah orang-orang yang menyadari tak mudah membagi konsentrasi hingga memilih untuk fokus kuliah, fokus menaikkan kualitas diri dengan terus belajar. Tentunya belajar dalam artian luas. Belajar pada siapapun, kapanpun, dimanapun, pada apapun yang membuat dirinya menjadi pribadi yang cerdas dan matang, atau ada beberapa kasus bahwa ia kemudian menjadi tulang punggung keluarga hingga fokus untuk membantu perekonomian, menyekolahkan adik-adik, membahagiakan orang-orang yang telah begitu berjasa dalam hidupnya. Tidakkah itu golongan orang-orang hebat, ketika ‘kebahagiaan pribadi’ itu pun rela disingkirkan untuk sementara waktu karena kecintaannya pada keluarganya?

Banyak buku bertebaran kini dengan tujuan mengajak menikah muda. Biasanya buku-buku dengan genre seperti itu, laris di pasaran. Market-nya siapa lagi kalau bukan para anak muda. Begitu pula dengan majelis-majelis yang pasti selalu saja ramai didatangi kalau yang menjadi tema tak jauh-jauh tentang menikah muda.
Ada asap pastilah ada api.
Buku-buku atau tema-tema itu menjadi sedemikian booming-nya tentu menjadi alasan tersendiri bagi mereka yang prihatin melihat keadaan anak muda masa kini. Daripada ‘aneh-aneh’, ayo menikah! Begitulah kira-kira yang bisa ku simpulkan.

Dampaknya bisa macam-macam. Dampak positifnya para anak muda akan termotivasi untuk menikah. Termotivasi mempersiapkan kondisi lahir bathin-nya untuk bersanding dengan pujaan hati yang telah lama menjadi idamannya. Yang malas belajar jadi semangat belajar. Yang santai-santai saja mencari penghasilan, jadi semangat dalam bekerjanya. Wow.. indah bukan? Kalau seperti ini aku pun setuju.

Tapi kulihat ada beberapa teman setelah membaca buku atau mendatangi majelis biasanya semangat menikah begitu menggelora di dada. Terpesona pada kenikmatan
yang di dapat dalam pernikahan. Lupa bahwa
menikah dikatakan menyempurnakan setengah dien dikarenakan begitu berat perjalanan yang akan dilalui. Belum ada persiapan apa-apa langsung tancep gas saja ingin menikah. Seperti perang. Pisau belum diasah, masih tumpul, sudah main terjun aja ke lapangan. Atau baru punya pisau satu yang tajam, langsung tergesa-gesa ingin bertarung aja. Belum apa-apa musuh udah membuat kita KO dengan senapannya. Maka sebelum berperang, paling tidak sudah punya persiapan pisau, senapan kalau bisa bom sekalian agar bisa menang dalam pertarungan. Hehe..
Maksudku di sini, paling tidak memiliki persiapan yang cukup menuju ke mahligai pernikahan.

Menikah hanya dengan alasan keinginan untuk melindungi dan dilindungi, keinginan untuk disayang dan menyayangi, diperhatikan dan memperhatikan, ditemani dan menemani agar tak kesepian atau sejenisnya tidaklah cukup. Menikah bukan perkara sesederhana itu. Menikah adalah perkara tanggungjawab.  Pertanyaannya kemudian, siapkah kita menjalani tanggungjawab itu? Tanggungjawab untuk mencari nafkah bagi lelaki dan mengurus rumah tangga bagi perempuan. Menyiapkan sedini mungkin tabungan untuk segala perkara yang tak terduga ( biaya pendidikan, berobat dll). Walau memang pernikahan memperluas rizki, tapi tak berarti ‘nekat’ menikah tanpa memiliki tabungan sedikit pun, bukan? Tentunya kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang disayangi. Maka persiapkanlah itu. Tak perlu lantas menunggu menjadi seorang yang kaya raya dahulu baru menikah. Paling tidak memiliki semangat dalam upaya mencari nafkah (dalam artian memiliki sikap mandiri yang wajib diemban bagi mereka yang memilih untuk menikah). memiliki semangat dalam upaya untuk terus belajar dan menyerap ilmu (karena lelaki menjadi imam yang tentu saja harus butuh ilmu untuk membimbing keluarganya. Pun seorang wanita yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya kelak).

Menikah cepat itu baik tapi tidak berarti tergesa-gesa.
Tergesa-gesa dikhawatirkan berujung pada kecewa. Salah satu contoh menikah tergesa-gesa, adalah (pembelajaran bagi kita semua), tak terlalu mengenal sang calon, sudah terbuai dulu pada sosoknya yang begitu kharismatik, ternyata setelah menikah baru ketahuan telah memiliki istri lain.Ingatkan kasus artis kita yang sempat merajai pemberitaan media masa di negeri ini? Contoh lain, setelah menikah ternyata malah merepotkan orang lain. Tak menyangka bahwa begitu banyak persoalan dalam rumah tangga hingga orangtua, kerabat, teman-teman ikut dilibatkan. Waah.. ternyata belum bisa untuk mandiri…

Okay, kalau masalah keinginan insya Allah saya sudah siap untuk menikah. Tapi ya untuk masalah kesiapan financial, pendidikan anak, dan lain sebagainya, saya rasa saya masih perlu banyak belajar dan persiapan.
memang, ada kalimat yang mengatakan bahwa dengan menikah Allah akan melapangkan rezeki. Jangan khawatir untuk masalah rezeki. Insya Allah jika untuk kebaikan Allah pasti akan membantu. 

Yups, saya setuju dengan kalimat itu. Tapi, kita juga harus berpandangan realitis. Kita harus melihat tantangan jaman sekarang ini. Tantangan perekonomian. pendidikan, akhlak, dan lain sebagainya. Lalu jika kita sudah sadar akan kedahsyatan tantangan itu, cukupkah kita hanya bermodalkan dengan keyakinan bahwa Allah akan melapangkan rezekinya untuk kita? Tentu tidak! Kita juga harus dimodali dengan usaha kerja keras untuk mendapatkan itu semua.

Sahabat muda yang tengah berbunga-bunga karena cinta..
Menikah memang mudah, tapi kehidupan setelah pernikahan tidaklah mudah.

Berhati-hati agar tidak tergesa-gesa menikah berbeda dengan menunda-nunda pernikahan. “Nanti setelah lulus kuliah baru menikah”, setelah lulus sarjana muncul perkataan lain, “setelah S2 dulu deh baru nikah”, “setelah kerja aja deh nikahnya” atau.. “setelah posisiku di kerjaan settle dulu deh”..setelah ini setelah itu dst.. Sampai akhirnya terus menunda.. entah sampai kapan.. bukan seperti itu.
Sekedar ice breaking:). Ya, apabila telah mengenal calon dan keluarganya dengan baik,
siap lahir batin ditambah sudah tak mampu lagi menahan hasrat, untuk apalagi menunda?

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “3 orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan..
Seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya” (HR. Thabrani)

Menjadi juara adalah keberanian menentukan sikap, bukan menunggu waktu hingga datang kedewasaan bersikap. Selamat pada kau yang sedang menggenggamnya…

Akhirnya..teruntuk semua pasangan dan wabilkhusus Kadir dan Ida..
Semoga Allah memberi berkah kepadamu di waktu senang dan susah serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan…
.
Semoga Allah menganugerahi kalian keturunan sebagai penyenang hati kedua orangtuanya…


** NB : semua ini sekadar opini gue aje ye... klo ada yang mau ngasih masukan, yoo monggo :D

Surat Noura kepada Fakhri

Kepada
Fahri bin Abdillah, seorang mahasiswa
dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia

Assalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh.
Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.
Wahai orang yang lembut hatinya,

Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian tiada memiliki siapa-siapa kecuali Allah di dalam dada, kaulah orang yang pertama datang memberikan rasa simpatimu dan kasih sayangmu. Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku ketika orang-orang tidak menitikkan air mata untukku.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Ketika orang-orang di sekitarku nyaris hilang kepekaan mereka dan masa bodoh dengan apa yang menimpa pada diriku karena mereka diselimuti rasa bosan dan jengkel atas kejadian yang sering berulang menimpa diriku, kau tidak hilang rasa pedulimu. Aku tidak memintamu untuk mengakui hal itu. Karena orang ikhlas tidak akan pernah mau mengingat kebajikan yang telah dilakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini kudera dalam relung jiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Malam itu aku mengira aku akan jadi gelandangan dan tidak memiliki siapa-siapa. Aku nyaris putus asa. Aku nyaris mau mengetuk pintu neraka dan menjual segala kehormatan diriku karena aku tiada kuat lagi menahan derita. Ketika setan nyaris membalik keteguhan imanku, datanglah Maria menghibur dengan segala kelembutan hatinya. Ia datang bagaikan malaikat Jibril menurunkan hujan pada ladang-ladang yang sedang sekarat menanti kematian. Di kamar Maria aku terharu akan ketulusan hatinya dan keberaniannya. Aku ingin mencium telapak kakinya atas elusan lembut tangannya pada punggungku yang sakit tiada tara. Namun apa yang terjadi Fahri?

Maria malah menangis dan memelukku erat-erat. Dengan jujur ia menceritakan semuanya. Ia sama sekali tidak berani turun dan tidak berniat turun malam itu. Ia telah menutup kedua telinganya dengan segala keributan yang ditimbulkan oleh ayahku yang kejam itu. Dan datanglah permintaanmu melalui sms kepada Maria agar berkenan turun menyeka air mata dukaku. Maria tidak mau. Kau terus memaksanya. Maria tetap tidak mau. Kau mengatakan pada Maria: ‘Kumohon tuturlah dan usaplah air mata. Aku menangis jika ada perempuan menangis. Aku tidak tahan. Kumohon. Andaikan aku halal baginya tentu aku akan turun mengusap air matanya dan membawanya ke tempat yang jauh dari linangan air mata selama-lamanya. Maria tetap tidak mau.” Dia menjawab: “Untuk yang ini jangan paksa aku, Fahri! Aku tidak bisa.” Kemudian dengan nama Isa Al Masih kau memaksa Maria, kau katakan, “Kumohon, demi rasa cintamu pada Al Masih.” Lalu Maria turun dan kau mengawasi dari jendela. Aku tahu semua karena Maria membeberkan semua. Ia memperlihatkan semua kata-katamu yang masih tersimpan dalam handphone-nya. Maria tidak mau aku cium kakinya. Sebab menurut dia sebenarnya yang pantas aku cium kakinya dan kubasahi dengan air mata haruku atas kemuliaan hatinya adalah kau. Sejak itu aku tidak lagi merasa sendiri. Aku merasa ada orang yang menyayangiku. Aku tidak sendirian di muka bumi ini.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Anggaplah saat ini aku sedang mencium kedua telapak kakimu dengan air mata haruku. Kalau kau berkenan dan Tuhan mengizinkan aku ingin jadi abdi dan budakmu dengan penuh rasa cinta. Menjadi abdi dan budak bagi orang shaleh yang takut kepada Allah tiada jauh berbeda rasanya dengan menjadi puteri di istana raja. Orang shaleh selalu memanusiakan manusia dan tidak akan menzhaliminya. Saat ini aku masih dirundung kecemasan dan ketakutan jika ayahku mencariku dan akhirnya menemukanku. Aku takut dijadikan santapan serigala.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Sebenarnya aku merasa tiada pantas sedikit pun menuliskan ini semua. Tapi rasa hormat dan cintaku padamu yang tiap detik semakin membesar di dalam dada terus memaksanya dan aku tiada mampu menahannya. Aku sebenarnya merasa tiada pantas mencintaimu tapi apa yang bisa dibuat oleh makhluk dhaif seperti diriku.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Dalam hatiku, keinginanku sekarang ini adalah aku ingin halal bagimu. Islam memang telah menghapus perbudakan, tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhunjam di dada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai rambutnya dan kau kecup keningnya. Aku tiada berani berharap lebih dari itu. Sangat tidak pantas bagi gadis miskin yang nista seperti diriku berharap menjadi isterimu. Aku merasa dengan itu aku akan menemukan hidup baru yang jauh dari cambukan, makian, kecemasan, ketakutan dan kehinaan. Yang ada dalam benakku adalah meninggalkan Mesir. Aku sangat mencintai Mesir tanah kelahiranku. Tapi aku merasa tidak bisa hidup tenang dalam satu bumi dengan orang-orang yang sangat membenciku dan selalu menginginkan kesengsaraan, kehancuran dan kehinaan diriku. Meskipun saat ini aku berada di tempat yang tenang dan aman di tengah keluarga Syaikh Ahmad, jauh dari ayah dan dua kakakku yang kejam, tapi aku masih merasa selalu diintai bahaya. Aku takut mereka akan menemukan diriku. Kau tentu tahu di Mesir ini angin dan tembok bisa berbicara.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Apakah aku salah menulis ini semua? Segala yang saat ini menderu di dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku selalu menanggung nestapa. Hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang dengan seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku pada dirimu. Aku tidak ingin mengganggu dirimu dengan kenistaan kata-kataku yang tertoreh dalam lembaran kertas ini. Jika ada yang bernuansa dosa semoga Allah mengampuninya. Aku sudah siap seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar Laila dan Majnun. Biarlah aku jadi Laila yang mati karena kobaran cintanya, namun aku tidak berharap kau jadi Majnun. Kau orang baik, orang baik selalu disertai Allah.

Doakan Allah mengampuni diriku. Maafkan atas kelancanganku.
Wassalamu’alaikum,
Yang dirundung nestapa,
Noura

[ TIGA BELAS AURAT WANITA ]

1. Bulu kening (Alis)
– Menurut Bukhari, Rasullulah melaknat perempuan
yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau
meminta supaya dicukurkan bulu kening –
(Petikan dari Hadits Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari)

2. Kaki (tumit kaki) semacam hantu loceng
– Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan
kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan –
(Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31. Keterangan :
Menampakkan kaki dan mengayunkan/ melenggokkan
badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada
mereka yang mengikatnya dengan loceng, sama juga
seperti pelacur dizaman jahiliyah)

3. Wangi-wangian
– Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian
kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu
mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap
melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya
terutamanya hidung yang berkumpul itu kata orang
sekarang hidung belang –
(Petikan dari Hadits Riwayat Nasa’i, Ibn Khuzaimah dan
Hibban)

4. Dada
– Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain
tudung hingga menutupi bagian depan dada-dada
mereka –
(Petikan dari Surah An-Nur Ayat 31)

5. Gigi
– Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir
(pangur) gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya –
(Petikan dari Hadits Riwayat At-Thabrani, Dilaknat
perempuan yang menjarangkan giginya supaya
menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah – Petikan
dari Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

6. Leher
– Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu
dan janganlah kamu menampakkan perhiasanmu
seperti orang jahilliah yang dahulu –
Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil
sengaja membiarkan ikatan tudung yang
menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.

7. Membayang Anggota Tubuh
– Asma Binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah
dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah:
Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah
berhaid tidak boleh baginya menampakkan anggota
badan kecuali telapak tangan dan wajah saja –
(Petikan dari Hadits Riwayat Muslim dan Bukhari)

8. Berjabat Tangan
– Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu
lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan
sejenis yang tidak halal baginya –
(Petikan dari Hadits Riwayat At Tabrani dan Baihaqi)

9. Memandang
– Dan katakanlah kepada perempuan mukmin
hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari
pemandangannya –
(Petikan dari Surah An Nur Ayat 31. Keterangan sabda
Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang
satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh
pandangan yang pertama saja manakala pandangan
seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram –
Petikan dari Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud dan
Tirmidzi)

10. Mulut (suara)
– Janganlah perempuan-perem -puan itu terlalu
mendayu-dayu dalam berbicara sehingga orang yang
mendengarkan ada perasaan serong dalam hatinya,
tetapi ucapkanlah perkataan-perka -taan yang baik –
(Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 32)

11. Kemaluan
– Dan katakanlah kepada perempuan-perem -puan
mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan
mereka dan menjaga kehormatan mereka –
(Petikan dari Surah An Nur Ayat 31)
– Apabila seorang perempuan itu sholat lima waktu,
puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya
dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam
Surga dari pintu-pintu yang ia kehendakinya –
(Petikan dari Hadits Riwayat Riwayat Al Bazzar)
– Tiada seorang perempuanpun yang membuka
pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia
telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah –
(Petikan dari Hadits Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn
Majah)

12. Pakaian
– Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebiha -n
terutama yang menyolok mata , maka Allah akan
memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti –
(Petikan dari Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud , An
Nasa’i dan Ibn Majah)
(Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 59. Keterangan : Hai
Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah
mereka memakai baju jilbab dan longgar, yang
demikian itu supaya mereka mudah dikenali. Dan
karena itu mereka tidak diganggu. Allah maha
Pengampun lagi maha Penyayang)
– Sesungguhnya sebagian ahli Neraka ialah perempuan-
perem -puan yang berpakaian tetapi telanjang yang
cenderung pada maksiat dan menarik orang lain untuk
melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Surga
dan tidak akan mencium baunya –
(Petikan dari Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang,
ketat/ -membentuk dan berbelah/ -membuka bahagian-
bahagi -an tertentu)

13. Rambut
– Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perem -
puan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih
otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak
mau menutup rambutnya dari pandangan/ -dilihat oleh
lelaki yang bukan mahramnya –
(Petikan dari Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Menunggu,,Menanti,, i'm waiting for you

Diawali dari sebuah Pertanyaan awam apakah menunggu orang yang belum tentu juga menyayangi kita adalah perbuatan yang sia-sia ?
Apakah kamu akan menjadi manusia bodoh ? seperti lagunya Ada Band ...
Setiap pribadi memiliki jawaban masing-masing.....
Lalu saya teringat akan sebuah puisi dari Kahlil Gibran seperti berikut:

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Dengan kata yang tidak sempat diucapkan
Kayu kepada Api
Yang menjadikannya Abu ....
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Dengan isyarat yang tidak sempat disampaikan
Awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada ....

Mungkin itu yang ada di setiap benak orang yang menunggu dengan setia ....
Walaupun nantinya tanpa suatu kejelasan ataukah kenyataan pahit yang didapatkannya
Yang dia perlukan hanyalah mencintai dengan sederhana
Yang di dalamnya memiliki sejuta makna

Tapi kadang ketika seseorang sudah menunggu dan mencintai dengan sederhana
 Kenyataan tak seindah yang diimpikan ....
 Apakah itu berkaitan dengan takdir yang dinamakan Jodoh
 Hanya Langit yang mengetahui rahasia didalamnya

 Satu alasan yang jelas .....
 Ketikacinta tidak berhasil Bebaskan dirimu
 Biarkan Hatimu kembali melebarkan sayapnya
 Terbang ke alam yang bebas
 Ingatlah bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya
 Dan ketika cinta itu mati
 Kamu tidak perlu mati bersamany......

 Karena sekali lagi
 Cinta itu harus menerima......Penerimaan yang indah
 Cinta itu harus mengerti .......Pengertian yang benar
 Cinta itu harus memahami......Pemahaman yang tulus

 Wujud dari Cinta kadang  seperti panasnya matahari dan derasnya air hujan tapi kita memerlukan perwujudan keduanya
 Untuk melihat Pelangi kebahagiaan .......

aku mencintai mu



Aku mencintaimu
Karena Kau Seumpama Bintang
Meski jauh Kau tetap Terang
Meski terkadang menghilang kau tetap bercahaya
Jauh direlung-relung jiwa

Aku Mencintaimu,
Karena Aku harus mencintaimu
Rukuk dan Sujudmu membuatku rindu
Kukatakan padamu Aku mencintaimu
Ya aku mencintaimu
Kau dengar Itu ?

Aku mencintaimu,
Karen Rukuk dan Sujudmu pada Tuhanmu
Aku Mencintaimu
Semoga kelak kita menjadi  satu jiwa yang padu.....

Menentukan Jenis Kelamin Bayi

 Mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan sama saja.” Kata-kata itu sering kita dengar dari pasangan yang sedang menunggu datangnya buah hati. Tapi kadang-kadang dalam hati mereka, ada keinginan yang tak bisa disangkal bahwa mereka punya harapan agar anak yang lahir perempuan atau laki-laki. Bisakah anak yang lahir kita rancang sebagai laki-laki atau perempuan? Bisa!

Sebenarnya yang paling menentukan di dalam jenis kelamin anak adalah sperma laki-laki. Sperma laki-laki mengandung kromosom X (Gino_sperma) dan kromosom Y (Andro_sperma). Sementara sel telur perempuan mengandung kromosom X saja. Untuk terjadinya anak laki-laki, diperlukan pasangan kromosom X dan Y; sementara untuk anak perempuan hanya kromosom X dan X.
Penelitian menunjukkan bahwa sperma laki-laki dapat dipisahkan antara yang mengandung kromosom X saja dan kromosom Y saja. Caranya dapat dilakukan dengan bermacam-macam, mulai dari cara
yang canggih sampai dengan yang sederhana.

**Ingin Bayi Laki-laki**
 
Dibutuhkan kromosom Y ketika Anda berencana untuk mendapatkan bayi laki-laki.  Karena  kromosom Y memiliki sifat yang lincah bergerak namun daya tahannya rendah, perlu diciptakan suasana vagina yang bisa mendukung pergerakan kromoson Y.
  • Makanan yang memiliki sifat basa atau alkalin dapat menciptakan lingkungan yang baik untuk kromosom Y atau sperma calon bayi laki-laki di dalam vagina.
  • Makanan kaya sodium dan potasium menurunkan kadar pH lendir serviks, dan meningkatkan kemungkinan pembuahan ovum oleh sperma “maskulin”.
  • Hindari makanan yang dapat meningkatkan pH menjadi asam, karena bisa membunuh kromosom Y.
  • Pilihan makanan: Daging merah (baik dimasak biasa, diasap atau diolah menjadi smoke meat, ham dan sosis), Ikan, roti putih, kue kering, sup krim, minuman berkarbonasi, makanan olahan, makanan yang memiliki rasa asin, pisang. 

**Ingin Bayi Perempuan**

Untuk merencanakan bayi dengan jenis kelamin perempuan dibutuhkan kromosom X. Sifat dari kromosom X adalah bergerak lambat namun memiliki daya tahan yang tinggi. Selain itu, perlu diciptakan pH alat reproduksi wanita menjadi pH asam yang kondusif.  
·         Konsumsi makanan yang bersifat asam misalnya buah-buahan.
  • Kosumsi makanan tinggi kalsium, magnesium dan rendah garam, sebab meningkatkan pH menjadi asam pada lendir serviks dan menghasilkan sperma “feminin”.
  •  Hindari makanan yang menciptakan lingkungan alat reproduksi wanita jadi lebih basa. Termasuk di dalamnya adalah   makanan yang memiliki rasa lebih asin.
  • Pilihan makanan: Diary product (susu, keju dan yogurt), Telur, Es krim, Sereal, nasi, Pasta, Buah-buahan (jeruk, apel, anggur, prune dan plum), sayuran (wortel, buncis dan jagung), Ikan.
 Selain itu, upaya mengatur jenis kelamin janin ini juga dapat dilakukan dengan mengatur waktu yang tepat saat berhubungan seksual. Pengaturan ini didasari teori yang menjelaskan bahwa bila pada proses pembuahan, sel telur (ovum) dibuahi oleh sperma X, maka akan menghasilakan anak perempuan. Sedangkan bila sel telur dibuahi sperma Y menghasilkan anak laki-laki.
Hubugan seks yang dilakukan 2-3 hari sebelum ovulasi, kemungkinan besar  akan menghasilkan anak perempuan. Keberhasilan dengan pengaturan hubungan seksual ini, bahkan dilaporkan mencapai 80 persen. hal ini disebabkan sifat dari kromosom X yang memiliki bentuk lebih besar dan daya tahan yang tinggi walau pun bergerak dengan lambat. Maka diasumsikan, pada saat ovulasi sperma Y sudah mati dan tersisa sperma X. sementara itu, jika hubungan seks dilakukan setelah masa ovulasi atau pada saat ovulasi maka kemungkinan besar akan menghasilkan anak laki-laki.

**Cara Mengetahui Masa Ovulasi (Masa Subur)**
 
Dijelaskan bahwa untuk menentukan masa ovulasi, salah satu caranya adalah dengan mengukur suhu basal tubuh (suhu badan saat baru bangun pagi dan sebelum memulai aktivitas) secara rutin. Saat ovulasi ditandai dengan penurunan suhu secara mendadak, dan setelah 1-2 hari biasa mengalami kenaikan kembali sekitar 0,5 derajat celcius. Saat ovulasi ini biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum masa menstruasi berikutnya.
Selain itu adalah dengan menggunakan sistem kalender. 

**Sistem Kalender** 

Sistem kalender merupakan salah satu cara menghitung masa subur yang lebih dikenal. Anda boleh menggunakan cara ini selama siklus haid teratur. Masa subur dapat diketahui dari tanggal hari pertama haid. Ovulasi atau masa subur kira-kira 14 hari sesudah haid hari pertama jika siklus haid adalah 28 hari.
Usia sel telur sekitar 2 hingga 3 hari, sedangkan kemungkinan hidup sperma sekitar 2 hingga 5 hari setelah masuk ke lubang vagina. Dengan demikian, 5 hari sebelum dan 3 hari setelah tanggal itu dinamakan masa subur. Bila tidak mau hamil, sebaiknya Anda menghindari hubungan intim pada tanggal tersebut.
Untuk menghitung masa subur pada siklus haid Anda yang tidak teratur, catatlah jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan. Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid sekarang hingga hari pertama haid selanjutnya. Kemudian, jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus tersebut (6 bulan) dikurangi 11. Cara perhitungan ini digunakan untuk menentukan hari terakhir masa subur.

Cobalah catat masa menstruasi Anda (perhitungan 32 hari):
  • HARI 1-5. Memulai siklus di hari pertama menstruasi. Penting untuk mencatat tanggal itu untuk menghitung tanggal perkiraan ovulasi Anda 
  • HARI 6-11. Anda tidak menstruasi, tetapi tidak subur. Tubuh pada tahap ini sedang mempersiapkan pelepasan telur.  
  • HARI 12-18. Inilah hari-hari paling subur Anda. Tubuh melepas telur pada salah satu dari ketujuh hari tersebut. Ini adalah waktu terbaik untuk berhubungan seks. Karena masa hidup maksimal sperma adalah 5 hari dan sel telur 1 hari, masa subur adalah 5 hari sebelum dan 1 hari sesudah ovulasi.
  •  HARI 19-32. Jika Anda baru melakukan hubungan seks selama periode ini, peluang kehamilan nyaris nol.
 
  NB: mendapatkan anak laki-laki atau pun perempuan adalah termasuk kehendak Tuhan, dan manusia hanya berusaha. yang jauh lebih penting adalah kesehatan bayi dan ibunya.

**Selamat saya ucapkan kepada semua saudari ku yang segera akan diamanahi seorang anak. semoga keberkahan menyertai keluarga anda. anak anda kelah menjadi seorang mujahid/mujahidah sejati. Aamiin.

Recent Comments

Advertise

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Pages - Menu

Translate

Followers

About Me

Foto Saya
Doranya_ShinChan
Lihat profil lengkapku