Selamat Hari guru (Untuk saya, dan semua guru di Indonesia)

Terima kasih guruku… 

Guru adalah pendidik yang membagikan ilmu kepada anak-anak didiknya, yang menjadi teladan bagi murid-muridnya, dan membangun moral etika yang baik. Saya pernah menjadi murid, pernah merasakan bagaimana rasanya dididik, pernah merasakan bagaimana rasanya tidak suka terhadap seorang guru. Dan sekarang saya berada diposisi mereka yang mendidik, yang membagikan.

tapi guru seperti apakah kita saat ini ?
apakah kita guru yang biasa saja? hanya membaca.. membaca dan terus membaca tanpa perduli siswa mengerti atau tidak?
apakah kita guru yang lumayan? membaca dan berusaha membuat semuanya jelas kepada siswa hanya sebatas itu?
apakah kita guru yang baik? membaca, menjelaskan dan mempraktekkan apa yang kita katakan dan kita jelaskan?
apakah kita guru yang terbaik? kita bisa menjadi ispirasi bagi anak yang kita didik, mereka selalu berkata kapada orang lain, berkata aku ingin seperti bapak, aku ngin seperti ibu, dan akhirnya mereka bisa melebihi apa yang mereka inginkan dari kita.
atau belum pernah ada seorang siswa pun berkata aku ingin seperti bapak atau ibu. uphhh… sayang sekali……

Sudah kah kita menjadikan anak didik menjadi dewasa, mandiri dan bersemangat untuk belajar. atau kita hanya terus menerus membuat siswa kita seperti bayi yang harus diberi makan tapa mencari makanan?

Guru adalah seorang murid, karena guru adalah orang yang terus belajar dan membagikannya kepada anaknya.

Guru akan membiarkan anaknya menjadi dewasa, dan berusaha mencari makanan seperti makanan gurunya, bahkan lebih.

Guru tak perlu takut jiwa anaknya akan lebih hebat dari dia, karena satu kebanggaan jika mereka lebih hebat, jika mereka lebih pintar. artinya Guru berhasil mendewasakan anak anaknya dan mereka bisa mencari makanannya sendiri untuk diolah menjadi sesuatu yang luar biasa yang lebih dari pengetahuan gurunya.
Mari menjadi guru yang mendewasakan, yang menjadi inspirasi dan terus belajar membuat inovasi terbaru, tidak terdiam pada apa yang telah ada dan disediakan.

Selamat Hari Guru untuk saya dan semua Guru di Indonesia. 
Tetap Semangat
Terima kasih buat semua anak-anak Indonesia yang telah memberikan segala semangatnya mengikuti setiap pendidikan.
Tetap semangat belajar untuk semua Anak Indonesia yang belum bisa mengecap pendidikan di sekolah Formal, Semangatmu belajar akan membuatmu menjadi maju, dan semoga semakin banyak Guru yang terbuka hatinya mendidik mereka yang tidak Mampu.

Aku berterima kasih kepada semua orang yang pernah mendidik aku, semua orang yang pernah menjadi guru bagiku, aku juga merasakan segala suka dan duka yang mereka rasakan, aku juga merasakan setiap luka dan tangisan yang mereka rasakan.
Tetap Semangat
Masih banyak yang menanti Kehadiranmu Guru


**
dan bersama kita sendandungkan Hymne guru dalam hati..
terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa

Selamat Tahun Baru 1435H

" Waktu yang berlari
tak kan pernah bisa kembali lagi
Bila perih, bila sedih
airmata bukan segalanya.....
Opick Feat. Amanda

waktu terus berjalan dan berubah.. Perubahan itu terjadi dengan sendirinya karena dimakan usia seperti halnya umur suatu benda yang lama kelamaan terus berubah tanpa harus ada campur tangan manusia. Namun perubahan perilaku manusia memerlukan ikhtiar yang diawali niat, termasuk memaknai pergantian tahun..

“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar - benar dalam kerugian.Kecuali orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasihat menasehati dalam kesabaran.” (Qs. Al -`Ashr 1- 3 )

lost time is never found
Waktu yang telah lewat tak mungkin kembali..lalu bagaimana dengan kita sekarang? Akankah kita menunggu umur kita telah senja baru kita akan semakin mendekat pada Allah? Tidak..jangan sampai kita lalaikan masa muda ini. Saat muda, fisik kita masih kuat, semangat kita masih tinggi oleh karena itu jangan sia-siakan masa mudamu, jangan biarkan masa mudamu berlalu..Karena kita tidak pernah tau kapan kematian akan menjemput kita. Kita tak kan pernah tau sampai umur berapa kita hidup di dunia..Sudahkah bekal kita cukup untuk pulang ke kampung akhirat?..

Sabda Nabi Muhammad SAW..

“Gunakanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara:1. masa mudamu sebelum tua, 2. masa sehatmu sebelum sakit, 3. masa lapangmu sebelum sibuk, 4. masa beradamu (kaya) sebelum jatuh miskin dan 5. masa hidupmu sebelum mati.”(Hadith Riwayat Muslim dan Tirmizi dari Amru bin Maimun r.a.)

“Al-Waqt ka al-saif. Fa in lam taqtha’haa qath’aka” — Waktu laksana pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya, ia akan menebasmu …”

Waktu berjalan begitu cepatnya, Sesal kemudian tidak ada arti, Masa muda sebaiknya kita pergunakan untuk hal yg bermanfaat, mencapai kebaikan, kesuksesan, dan keberhasilan, karena masa mudalah kita mempunyai ambisi, keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih, bukan berarti masa tua menghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai keinginan kita, tapi tentulah usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha saat kita masih muda.

Wasiat kepada pemuda dari Dr. A’idh Al-Qarni, M.A. :
Kita adalah umat yang dihitung dengan waktu. Umat yang satu menit saja, akan dievaluasi. Umat yang melihat bahwa siang dan malam akan memangkas umurnya.
Wahai generasi muda, manakala kamu mengetahui betapa berharganya waktu..
Wahai generasi penerus kalimat la ilahailallah Muhammadun Rasulullah.. Wahai anak cucu generasi yang meninggikan la ilahailallah Muhammadun Rasulullah.. Apabila kamu mengetahui betapa mahalberharganya waktu, maka kamu akan berkarya. Kamu akan belajar dan kamu akan menjadi luhur. Sehingga, kita akan menjadi orang yang unggul di antara segenap umat & bangsa lain. Kita akan menempati posisi & rangking pertama.
Wahai umat yang penuh cinta & cita-cita..
Wahai umat pemilik risalah yang kekal..
Wahai generasi kejayaan yang dinanti.. Sesungguhnya kami sangat menunggu peranmu! Sehingga umat ini bisa bangkit dari kubangan ketergelinciran. Sehingga mereka tersadar dari kelalaiannya & kembali menuju kejayaannya yang gemilang. Kami menunggu kretifitas para creator. Kami menunggu ilmu & buku-buku dari para penulis, para ulama & juru dakwah yang senantiasa mengajak kepada kebangkitan yang besar dan kemajuan yang diidamkan.

“Hai orang-orang beriman, takut kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok dan takut kepada Allah, karena Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr: 18)


Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung, Siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia rugi, Siapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia celaka” (Al Hadist).

"Allahumma ya Allah Penguasa langit bumi, Penguasa semua hati keadaan, ditengah hiruk pikuk ma'siyat dunia sebentar ini, Tetapkanlah hati kami dalam keimanan kepada-Mu & kesungguhan taat kepadamu , Ya Allah, jadikanlah saat ibadah untuk mencapai Ridho-Mu sebagai sebaik-baik penghujung umur kami.. matikan kami dalam keadaan menyebut nama- MU, dgn keadaan istiqomah...Dan tetap semangat untuk selalu memperbaiki diri, mengisi waktu-waktu dengan hal yang bermanfaat.. Semoga tahun 1435 H ini lebih baik dari tahun kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini ..Yaa Allah, kabulkanlah do’a kami ini. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui...aamiin..

Esensi sebuah Mahar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

Bismillah..


Saya tergerak menulis catatan ini untuk mengingatkan pada diri saya sendiri tentang esensi sebuah mahar. Mahar merupakan salah satu bagian dari suatu pernikahan, yang acap kali dibahas secara sederhana namun juga terkadang menarik untuk dibahas secara mendetail. Bahwasanya Nabi bernah bersabda,”Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim) Seorang perempuan boleh meminta ‘apapun’ kepada calon suaminya. Tentunya dengan batasan-batasan yang dapat diterima secara wajar, dimana si pria mampu untuk memenuhinya. Jangan sampai mahar yang ditetapkan menjadi sebuah penghalang terjadinya sebuah pernikahan karena memberatkan sang calon suami.


Mahar adalah tanda kesungguhan seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita. Mahar adalah sepenuhnya hak bagi seorang istri. Tidak berhak keluarga dari pihak isteri maupun keluarga suami bahkan suaminya sendiri untuk meminta atau mengambil alih hak sebuah mahar yang diberikan suami kepada isterinya. Kecuali sang isteri dengan kerelaan hati menggunakannya untuk kemaslahatan keluarganya. Hal tersebut diperbolehkan. Istri yang baik selalu memilih jalan-jalan terbaik ikut memikirkan bagaimana agar kehidupan keluarganya berjalan dengan baik pula.


Mahar yang paling umum diberikan pengantin pria adalah....

seperangkat alat sholat, cincin (emas), atau uang tunai. Dan, biasanya dibayarkan secara tunai pula. Ada mahar yang di sebutkan secara gamblang, namun ada pula mahar yang tidak disebutkan karena bisa jadi adalah mahar itu sebuah janji yang akan dipenuhi di kemudian hari seiring berjalannya pernikahan...


Seperangkat alat sholat mengisyaratkan sebuah tanggung jawab seorang suami sebagai imam dalam keluarga untuk membimbing istrinya selalu berjalan di jalan Allah. Melalui ibadah wajib serta memelihara sunah-sunnah Rasul. Sang suami juga bersedia mengajarkan sang istri cara beribadah yang benar, merutinkan yang wajib seperti sholat, puasa, juga membiasakan yang sunnah seperti sholat tahajjud, dhuha, puasa sunnah. Juga membenahi bacaan Al-quran sebagai penerang dalam rumahnya.

Alangkah indahnya jika sebuah pernikahan dapat menyatukan dua hati yang dulunya berbeda menjadi pengingat satu sama lain dalam kebaikan. Inilah mengapa jenis mahar yang satu ini kerap menjadi pilihan karena dilihat dari fungsi dan maknanya yang luar biasa..


Sedangkan untuk jenis mahar yang lain seperti cincin, uang, maupun benda-benda lainnya biasanya tergantung permintaan sang istri dan kerelaan suami. Semuanya harus disesuaikan dengan keadaan, tak boleh ada keterpaksaan yang berujung tak mengenakkan. Bukan menjadi suatu keharusan, anggapan yang kerap kali beredar di masyarakat adalah, sepasang cincin yang melingkar di jemari menjadi tanda seorang telah ‘dipinang’. Sungguh, bukan sebatas itu saja esensinya.


Lalu, mahar seperti apakah yang dimaksud mudah itu? Di belahan bumi Allah yang lain, mahar bagi seorang gadis di Mesir yang terkenal akan kecantikannya, bisa mencapai 80.000 poundsterling! Sebuah angka fantastis untuk sebuah mahar untuk meminang satu orang wanita. Bahkan Rasulullah SAW ketika hendak meminang Khadijah memberikan mahar 700 ekor unta (dalam Aishah, the Greatest Women In Islam).


jika di konversikan dengan nilai hari ini adalah sebanyak 700 mobil Mercy saudara-saudara! Tidak tanggung-tanggung, itulah kenyataan bagaimana seorang Nabi mencontohkan. Jadi, benar mahar itu sebaiknya adalah yang memudahkan. Namun mudah bukan berarti murah, bukan?


Menantu nabi Ali bin Abi Thalib ketika meminang Fatimah puteri Nabi ‘hanya’ memberikan sepasang baju besi sebagai maharnya. Lain lagi dengan kisah Abu Thalhah yang menikahi Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anhuma dengan mahar keIslaman Abu Thalhah. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bekata,“Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim. Maharnya keislaman Abu Thalhah. Ummu Sulaim telah masuk Islam sebelum Abu Thalhah, maka Abu Thalhah melamarnya. Ummu Sulaim mengatakan,’Saya telah masuk Islam, jika kamu masuk Islam aku akan menikah denganmu.’ Abu Thalhah masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim dan keislamannya sebagai maharnya.” (HR. An-Nasa’I : 3288).


Jadi, mahar tidak pula harus berwujud kebendaan seperti hafalan ataupun mengajarkan bacaan al-Qur’an kepada calon mempelai wanita. Akan menjadi mahar yang jauh tak ternilai harganya.


Menurut mbak Sinta Yudisia, menikah dengan mahar yang terlalu murah dapat meningkatkan jumlah kegagalan dalam suatu pernikahan, yaitu berujung pada perceraian. Tapi, akan lain ceritanya andai mahar perempuan tinggi, bisakah mencegah seorang lelaki berselingkuh? Setidaknya ia berpikir, ”Istriku ini mahal lho harganya. Atau kalau aku mau kawin lagi, berapa duit yang harus aku kumpulkan?” Andai mahar perempuan tinggi, bisakah mencegah seorang perempuan berpaling? ”Dulu suamiku sudah memberiku mahar besar, belum tentu nanti ada lelaki yang mau meminangku dengan ’harga’ setinggi itu.” Tapi di satu sisi, andai mahar perempuan tinggi, bisa-bisa banyak pemuda menunda menikah dan hal itu berpotensi memunculkan perzinahan. Maka, harus adanya solusi disini.


Lanjut mbak Sinta lagi, coba deh kita fikir lagi. Jika pemuda di Mesir mau mengumpulkan puluhan dinar dan poundsterlingdemi kecantikan eksotis perempuan Alexandria, lalu berapa yang seharusnya  dibayar oleh seorang pemuda untuk mendapatkan seorang gadis muslimah yang shalihah? Berapa yang harusnya dibayar kan lelaki ketika ia menyempurnakan setengah agama yang kelak akan memelihara dunia akhiratnya? Sangat mahal tentunya, dan jika tak mampu dalam bentuk materi, sang pemuda harus membayarnya dengan menjadi qowwam yang baik bagi istri dan keluarganya.


Subhanallah, seperti itulah indahnya Islam.

Saya sendiri memang ada keinginan untuk memudahkan mahar bagi calon suami saya kelak. InsyaAllah sudah saya fikir matang-matang, apa alasan meminta mahar tersebut. Bagi saya, memikirkan bagaimana kehidupan setelah pernikahan adalah jauh lebih penting daripada ketika akad atau resepsi pernikahan itu sendiri. Apalagi kalau harus ribut gegara persoalan mahar.

Saya ingin yang menjadi mahar saya adalah sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan keluarga saya kelak, tanggung jawab amanah dalam mempergunakannya.

Anda berbeda pendapat dengan saya? Tak apa, beda pendapatan saja wajar apalagi beda pendapat. Hehehe (guyonan ippho santosa yang paling saya suka).

Wallahua’lam bi ash-shawab.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..


Menikah Dini dan Nanti



Ribuan orang masih saja berdesakan di depan loket pengambilan. Bosan. Lalu kualihkan pandangan ku menyisir deretan warung nasi di samping kantor bupati Lombok Utara, ada yang menarik di sana. Ada sepasang perempuan dan laki-laki yang mendekat pada ku. Cantik. Itu yang terpikir, dan sontak senyum ku mengembang karena ternyata mereka adalah sosok yang sudah lama ingin aku temui. 
Selanjutnya, aku dan perempuan itu larut  dalam percakapan panjang sementara suaminya sedang berdesakan bersama ribuan orang di loket sana.
Hmm..Aku iri melihat perempuan di depan ku. Jilbabnya yang terulur panjang, wajahnya yang bulat manis, putih, dan terlihat ramah. Terlebih lagi, dia sedang hamil di bulan ke-5.
aah..aku selalu iri pada perempuan yang sedang hamil.
MENIKAH MUDA
Aku Shock. Ada seorang teman yang telah mengambil sebuah keputusan yang bagi ku adalah keputusan yang sangat berani. Keputusan berani itu pun dia ambil yaitu dengan cara menikahi seorang gadis yang usianya baru 18 tahun dan baru saja menanggalkan seragam putih abu-abu. Gadis yang di nikahinya itu ternyata, usut punya usut adalah siswanya di sebuah sekolah Aliyah di Daerah Narmada sana.
GILA.. bener2 GIL. Aku sampai tidak terbayang kalau dia berani mengambil keputusan senekat itu (sorry to say ya, saya bilang begitu). Karena selain si temen aku ini belum punya pekerjaan tetap, si perempuannya juga baru lulus SMA.

Guys, berangkat dari sebuah keputusan besar yang diambil perempuan di depan ku itu akhirnya membuat aku berpikir. Apakah aku akan mengambil keputusan yang sama seperti dia? apakah aku mampu mengambil keputusan seberani itu? aku pun pun mulai mengukur diri.

Menikah Dini atau menikah Nanti? Sama-sama Hebat!

Lagi. Untuk ke sekian kali, aku mendatangai resepsi pernikahan teman sebayaku. Seperti mimpi saat kulihat Kadir dan istrinya yang cantik bersanding di pelaminan yang sederhana. Senyum merekah dari keduanya menyebarkan rasa bahagia pada seluruh tamu yang hadir. Sambil bergenggaman jemari, sesekali suaminya berbisik dekat pada gadis yang telah menjadi istrinya. Seorang gadis pilihannya, yang ia suka, yang ia sayangi. Dan sekarang, gadis itu duduk didepan ku dengan perut seksinya… heheheheee..a

“Ruh-ruh itu laksana pasukan tentara yang dimobilisir. Yang saling mengenal dapat berkasih sayang. Sedang yang tidak saling suka akan senantiasa berlawanan” (HR. Al bukhari, Muslim, Ahmad, riwayat dari Abu Hurairah)

Bagi sebagian orang, termasuk Kadir, yang telah siap mengemban “mitsaqon- ghalizha” sebuah perjanjian yang tercantum dalam Al-Qur’an sebagai perjanjian yang sangat berat, tentulah menyadari status dan tugas barunya. Ia adalah seorang suami dan calon ayah yang bertanggungjawab bagi keluarganya. Begitu juga istrinya.

Keputusan Kadir dan istrinya  untuk menikah dini adalah hebat. Keputusan teman-temanku yang lain untuk menikah nanti pun hebat.

Menikah dini atau menikah nanti sesungguhnya sama-sama hebat. Tergantung konteks. Menikah dini dengan alasan telah siap lahir bathin, menyambung tali kasih sayang, menjaga kesucian dan menjaga kehormatan diri, menghasilkan banyak anak-anak hebat di kondisi orangtua yang masih produktif dan sehat tentu alasan yang tepat. Menikah nanti dengan alasan merasa belum mampu untuk menambah tanggungjawab dan merasa masih mampu menahan gejolak hasratnya sehingga memilih untuk terus mengisi dan memperbaiki diri terlebih dahulu, itu pun adalah orang hebat.

Bukankah memperbaiki diri berarti memperbaiki jodoh?

Mereka adalah orang-orang yang menyadari tak mudah membagi konsentrasi hingga memilih untuk fokus kuliah, fokus menaikkan kualitas diri dengan terus belajar. Tentunya belajar dalam artian luas. Belajar pada siapapun, kapanpun, dimanapun, pada apapun yang membuat dirinya menjadi pribadi yang cerdas dan matang, atau ada beberapa kasus bahwa ia kemudian menjadi tulang punggung keluarga hingga fokus untuk membantu perekonomian, menyekolahkan adik-adik, membahagiakan orang-orang yang telah begitu berjasa dalam hidupnya. Tidakkah itu golongan orang-orang hebat, ketika ‘kebahagiaan pribadi’ itu pun rela disingkirkan untuk sementara waktu karena kecintaannya pada keluarganya?

Banyak buku bertebaran kini dengan tujuan mengajak menikah muda. Biasanya buku-buku dengan genre seperti itu, laris di pasaran. Market-nya siapa lagi kalau bukan para anak muda. Begitu pula dengan majelis-majelis yang pasti selalu saja ramai didatangi kalau yang menjadi tema tak jauh-jauh tentang menikah muda.
Ada asap pastilah ada api.
Buku-buku atau tema-tema itu menjadi sedemikian booming-nya tentu menjadi alasan tersendiri bagi mereka yang prihatin melihat keadaan anak muda masa kini. Daripada ‘aneh-aneh’, ayo menikah! Begitulah kira-kira yang bisa ku simpulkan.

Dampaknya bisa macam-macam. Dampak positifnya para anak muda akan termotivasi untuk menikah. Termotivasi mempersiapkan kondisi lahir bathin-nya untuk bersanding dengan pujaan hati yang telah lama menjadi idamannya. Yang malas belajar jadi semangat belajar. Yang santai-santai saja mencari penghasilan, jadi semangat dalam bekerjanya. Wow.. indah bukan? Kalau seperti ini aku pun setuju.

Tapi kulihat ada beberapa teman setelah membaca buku atau mendatangi majelis biasanya semangat menikah begitu menggelora di dada. Terpesona pada kenikmatan
yang di dapat dalam pernikahan. Lupa bahwa
menikah dikatakan menyempurnakan setengah dien dikarenakan begitu berat perjalanan yang akan dilalui. Belum ada persiapan apa-apa langsung tancep gas saja ingin menikah. Seperti perang. Pisau belum diasah, masih tumpul, sudah main terjun aja ke lapangan. Atau baru punya pisau satu yang tajam, langsung tergesa-gesa ingin bertarung aja. Belum apa-apa musuh udah membuat kita KO dengan senapannya. Maka sebelum berperang, paling tidak sudah punya persiapan pisau, senapan kalau bisa bom sekalian agar bisa menang dalam pertarungan. Hehe..
Maksudku di sini, paling tidak memiliki persiapan yang cukup menuju ke mahligai pernikahan.

Menikah hanya dengan alasan keinginan untuk melindungi dan dilindungi, keinginan untuk disayang dan menyayangi, diperhatikan dan memperhatikan, ditemani dan menemani agar tak kesepian atau sejenisnya tidaklah cukup. Menikah bukan perkara sesederhana itu. Menikah adalah perkara tanggungjawab.  Pertanyaannya kemudian, siapkah kita menjalani tanggungjawab itu? Tanggungjawab untuk mencari nafkah bagi lelaki dan mengurus rumah tangga bagi perempuan. Menyiapkan sedini mungkin tabungan untuk segala perkara yang tak terduga ( biaya pendidikan, berobat dll). Walau memang pernikahan memperluas rizki, tapi tak berarti ‘nekat’ menikah tanpa memiliki tabungan sedikit pun, bukan? Tentunya kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang disayangi. Maka persiapkanlah itu. Tak perlu lantas menunggu menjadi seorang yang kaya raya dahulu baru menikah. Paling tidak memiliki semangat dalam upaya mencari nafkah (dalam artian memiliki sikap mandiri yang wajib diemban bagi mereka yang memilih untuk menikah). memiliki semangat dalam upaya untuk terus belajar dan menyerap ilmu (karena lelaki menjadi imam yang tentu saja harus butuh ilmu untuk membimbing keluarganya. Pun seorang wanita yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya kelak).

Menikah cepat itu baik tapi tidak berarti tergesa-gesa.
Tergesa-gesa dikhawatirkan berujung pada kecewa. Salah satu contoh menikah tergesa-gesa, adalah (pembelajaran bagi kita semua), tak terlalu mengenal sang calon, sudah terbuai dulu pada sosoknya yang begitu kharismatik, ternyata setelah menikah baru ketahuan telah memiliki istri lain.Ingatkan kasus artis kita yang sempat merajai pemberitaan media masa di negeri ini? Contoh lain, setelah menikah ternyata malah merepotkan orang lain. Tak menyangka bahwa begitu banyak persoalan dalam rumah tangga hingga orangtua, kerabat, teman-teman ikut dilibatkan. Waah.. ternyata belum bisa untuk mandiri…

Okay, kalau masalah keinginan insya Allah saya sudah siap untuk menikah. Tapi ya untuk masalah kesiapan financial, pendidikan anak, dan lain sebagainya, saya rasa saya masih perlu banyak belajar dan persiapan.
memang, ada kalimat yang mengatakan bahwa dengan menikah Allah akan melapangkan rezeki. Jangan khawatir untuk masalah rezeki. Insya Allah jika untuk kebaikan Allah pasti akan membantu. 

Yups, saya setuju dengan kalimat itu. Tapi, kita juga harus berpandangan realitis. Kita harus melihat tantangan jaman sekarang ini. Tantangan perekonomian. pendidikan, akhlak, dan lain sebagainya. Lalu jika kita sudah sadar akan kedahsyatan tantangan itu, cukupkah kita hanya bermodalkan dengan keyakinan bahwa Allah akan melapangkan rezekinya untuk kita? Tentu tidak! Kita juga harus dimodali dengan usaha kerja keras untuk mendapatkan itu semua.

Sahabat muda yang tengah berbunga-bunga karena cinta..
Menikah memang mudah, tapi kehidupan setelah pernikahan tidaklah mudah.

Berhati-hati agar tidak tergesa-gesa menikah berbeda dengan menunda-nunda pernikahan. “Nanti setelah lulus kuliah baru menikah”, setelah lulus sarjana muncul perkataan lain, “setelah S2 dulu deh baru nikah”, “setelah kerja aja deh nikahnya” atau.. “setelah posisiku di kerjaan settle dulu deh”..setelah ini setelah itu dst.. Sampai akhirnya terus menunda.. entah sampai kapan.. bukan seperti itu.
Sekedar ice breaking:). Ya, apabila telah mengenal calon dan keluarganya dengan baik,
siap lahir batin ditambah sudah tak mampu lagi menahan hasrat, untuk apalagi menunda?

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “3 orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan..
Seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya” (HR. Thabrani)

Menjadi juara adalah keberanian menentukan sikap, bukan menunggu waktu hingga datang kedewasaan bersikap. Selamat pada kau yang sedang menggenggamnya…

Akhirnya..teruntuk semua pasangan dan wabilkhusus Kadir dan Ida..
Semoga Allah memberi berkah kepadamu di waktu senang dan susah serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan…
.
Semoga Allah menganugerahi kalian keturunan sebagai penyenang hati kedua orangtuanya…


** NB : semua ini sekadar opini gue aje ye... klo ada yang mau ngasih masukan, yoo monggo :D

Surat Noura kepada Fakhri

Kepada
Fahri bin Abdillah, seorang mahasiswa
dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia

Assalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh.
Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.
Wahai orang yang lembut hatinya,

Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian tiada memiliki siapa-siapa kecuali Allah di dalam dada, kaulah orang yang pertama datang memberikan rasa simpatimu dan kasih sayangmu. Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku ketika orang-orang tidak menitikkan air mata untukku.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Ketika orang-orang di sekitarku nyaris hilang kepekaan mereka dan masa bodoh dengan apa yang menimpa pada diriku karena mereka diselimuti rasa bosan dan jengkel atas kejadian yang sering berulang menimpa diriku, kau tidak hilang rasa pedulimu. Aku tidak memintamu untuk mengakui hal itu. Karena orang ikhlas tidak akan pernah mau mengingat kebajikan yang telah dilakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini kudera dalam relung jiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Malam itu aku mengira aku akan jadi gelandangan dan tidak memiliki siapa-siapa. Aku nyaris putus asa. Aku nyaris mau mengetuk pintu neraka dan menjual segala kehormatan diriku karena aku tiada kuat lagi menahan derita. Ketika setan nyaris membalik keteguhan imanku, datanglah Maria menghibur dengan segala kelembutan hatinya. Ia datang bagaikan malaikat Jibril menurunkan hujan pada ladang-ladang yang sedang sekarat menanti kematian. Di kamar Maria aku terharu akan ketulusan hatinya dan keberaniannya. Aku ingin mencium telapak kakinya atas elusan lembut tangannya pada punggungku yang sakit tiada tara. Namun apa yang terjadi Fahri?

Maria malah menangis dan memelukku erat-erat. Dengan jujur ia menceritakan semuanya. Ia sama sekali tidak berani turun dan tidak berniat turun malam itu. Ia telah menutup kedua telinganya dengan segala keributan yang ditimbulkan oleh ayahku yang kejam itu. Dan datanglah permintaanmu melalui sms kepada Maria agar berkenan turun menyeka air mata dukaku. Maria tidak mau. Kau terus memaksanya. Maria tetap tidak mau. Kau mengatakan pada Maria: ‘Kumohon tuturlah dan usaplah air mata. Aku menangis jika ada perempuan menangis. Aku tidak tahan. Kumohon. Andaikan aku halal baginya tentu aku akan turun mengusap air matanya dan membawanya ke tempat yang jauh dari linangan air mata selama-lamanya. Maria tetap tidak mau.” Dia menjawab: “Untuk yang ini jangan paksa aku, Fahri! Aku tidak bisa.” Kemudian dengan nama Isa Al Masih kau memaksa Maria, kau katakan, “Kumohon, demi rasa cintamu pada Al Masih.” Lalu Maria turun dan kau mengawasi dari jendela. Aku tahu semua karena Maria membeberkan semua. Ia memperlihatkan semua kata-katamu yang masih tersimpan dalam handphone-nya. Maria tidak mau aku cium kakinya. Sebab menurut dia sebenarnya yang pantas aku cium kakinya dan kubasahi dengan air mata haruku atas kemuliaan hatinya adalah kau. Sejak itu aku tidak lagi merasa sendiri. Aku merasa ada orang yang menyayangiku. Aku tidak sendirian di muka bumi ini.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Anggaplah saat ini aku sedang mencium kedua telapak kakimu dengan air mata haruku. Kalau kau berkenan dan Tuhan mengizinkan aku ingin jadi abdi dan budakmu dengan penuh rasa cinta. Menjadi abdi dan budak bagi orang shaleh yang takut kepada Allah tiada jauh berbeda rasanya dengan menjadi puteri di istana raja. Orang shaleh selalu memanusiakan manusia dan tidak akan menzhaliminya. Saat ini aku masih dirundung kecemasan dan ketakutan jika ayahku mencariku dan akhirnya menemukanku. Aku takut dijadikan santapan serigala.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Sebenarnya aku merasa tiada pantas sedikit pun menuliskan ini semua. Tapi rasa hormat dan cintaku padamu yang tiap detik semakin membesar di dalam dada terus memaksanya dan aku tiada mampu menahannya. Aku sebenarnya merasa tiada pantas mencintaimu tapi apa yang bisa dibuat oleh makhluk dhaif seperti diriku.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Dalam hatiku, keinginanku sekarang ini adalah aku ingin halal bagimu. Islam memang telah menghapus perbudakan, tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhunjam di dada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai rambutnya dan kau kecup keningnya. Aku tiada berani berharap lebih dari itu. Sangat tidak pantas bagi gadis miskin yang nista seperti diriku berharap menjadi isterimu. Aku merasa dengan itu aku akan menemukan hidup baru yang jauh dari cambukan, makian, kecemasan, ketakutan dan kehinaan. Yang ada dalam benakku adalah meninggalkan Mesir. Aku sangat mencintai Mesir tanah kelahiranku. Tapi aku merasa tidak bisa hidup tenang dalam satu bumi dengan orang-orang yang sangat membenciku dan selalu menginginkan kesengsaraan, kehancuran dan kehinaan diriku. Meskipun saat ini aku berada di tempat yang tenang dan aman di tengah keluarga Syaikh Ahmad, jauh dari ayah dan dua kakakku yang kejam, tapi aku masih merasa selalu diintai bahaya. Aku takut mereka akan menemukan diriku. Kau tentu tahu di Mesir ini angin dan tembok bisa berbicara.

Wahai orang yang lembut hatinya,
Apakah aku salah menulis ini semua? Segala yang saat ini menderu di dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku selalu menanggung nestapa. Hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang dengan seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku pada dirimu. Aku tidak ingin mengganggu dirimu dengan kenistaan kata-kataku yang tertoreh dalam lembaran kertas ini. Jika ada yang bernuansa dosa semoga Allah mengampuninya. Aku sudah siap seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar Laila dan Majnun. Biarlah aku jadi Laila yang mati karena kobaran cintanya, namun aku tidak berharap kau jadi Majnun. Kau orang baik, orang baik selalu disertai Allah.

Doakan Allah mengampuni diriku. Maafkan atas kelancanganku.
Wassalamu’alaikum,
Yang dirundung nestapa,
Noura

Recent Comments

Advertise

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Pages - Menu

Translate

Followers

About Me

Foto Saya
Doranya_ShinChan
Lihat profil lengkapku